Alamat : Kampus Karangmalang,Sleman, Yogyakarta, 55281
Telepon : (0274) 586168 pesawat 411
Email : psikologi@uny.ac.id
Website : psikologi.fip.uny.ac.id
(12/10) Psikologi Positif memiliki tujuan kehidupan yang baik, kehidupan yang menyenangkan, dan kehidupan yang bermakna (good life, pleasant life, dan meaningfull) yang dikenal dengan flourishing. Sehingga, dalam menghadapi suatu kondisi bukan sekedar berhenti pada penyelesaian masalah, tidak hanya memperbaiki hal-hal buruk saja, tetapi juga fokus ke arah membangun kualitas terbaik dalam hidup, buka Dr. Nurlaila Effendy, M.Si. Kegiatan Guest Lecturing Psikologi Positif ini diikuti mahasiswa Psikologi S1 dan S2 di Aula Pasca Sarjana UNY.
Perkembangan Psikologi Positif sudah cukup pesat, utamanya di negara-negara lain. Seperti di Amerika, Selandia Baru, Cina hingga India. Beberapa konferensi Psikologi Positif telah sukses dilaksanakan di beberapa negara tadi. Psikologi Positif lahir dari seorang tokoh yang bernama Seligman. Kemudian beliau bersama rekan-rekan psikolog lain yaitu Mihaly Csikszentmihalyi, Ed Diener, Kathleen Hall Jamieson, Chris Peterson, dan George Vaillant mengembangkan Psikologi Positif pada tahun 1998, tambah Laila lagi.
Lebih lanjut, Praktisi Psikologi yang pernah menjabat sebagai Regional Manager sebuah Perusahaan Multinasional dan saat ini menjabat sebagai Ketua Asosiasi Psikologi Positif Indonesia mengatakan bahwa Psikologi Positif sendiri bertujuan agar individu memiliki hidup yang menyenangkan, baik, dan bermakna. Tapi sebenarnya apa pengertian psikologi positif? Menurut Compton psikologi positif adalah studi ilmiah tentang fungsi manusia yang optimal (virtues dan human strength), tujuannya untuk menemukan dan mempromosikan faktor yang memungkinkan individu, komunitas dan masyarakat untuk tumbuh dan berkembang. Hampir mirip, menurut pencetusnya sendiri yaitu Seligman, Psikologi Positif adalah kekuatan pada manusia yang bertindak sebagai buffer melawan gangguan mental dengan courage, future mindedness, optimism, interpersonal skill, faith, work ethic, hope, honesty, perseverance, the capacity for flow and insight, dll.
Psikologi positif hadir sebagai penyempurna dari madzhab psikologi yang sebelumnya lebih berfokus pada "menyelesaikan masalah" seperti gangguan, kesulitan, yang selama ini menjadi fokus utama dari psikologi klinis. Jika diibaratkan grafik normalitas yang seperti pendulum terbalik, psikologi positif bergerak ke arah kanan dengan fungsi mengoptimalkan potensi individu menjadi lebih baik, lebih hebat dan lebih luar biasa. Selain itu, Psikologi Positif fokus pada kesejahteraan individu. Kesejahteraan ini bukan melulu secara finansial, tapi secara psikologis. Sumber psikologis yang membuat individu merasa sejahtera adalah flourishing.
Secara tidak langsung, Psikologi Positif memberikan kontribusi terhadap tujuan perkembangan dunia. Di tiap era, ada fokus utama dan diukur dengan indikator pada tiap negara. Pada tahun 2000-an, fokus utama perkembangan dunia ialah pada kebahagiaan yang diukur dengan Gross National Happiness (GNH). Berbeda dengan era tahun 1990-an yang berfokus pada perkembangan manusia dan tahun 1950-1960 yang berfokus pada pertumbuhan ekonomi dan indikatornya ialah Gross Domestic Product (GDP). Hasilnya, GNH Indonesia pada tahun 2000-an ini lebih tinggi dibandingkan GDP-nya. Hal ini bisa diartikan bahwa orang-orang Indonesia bisa dikatakan bahagia, meski dengan pertumbuhan ekonomi yang tidak secepat negara lainnya. Target psikologi positif pada tahun 2000-an ini ialah pada emosi positif, keterikatan, dan makna yang nantinya berakhir pada kepuasan hidup, tutup Laila mengakhiri Kegiatan Guest Lecturing ini. (yul.tj-ant)
Alamat : Kampus Karangmalang,Sleman, Yogyakarta, 55281
Telepon : (0274) 586168 pesawat 411
Email : psikologi@uny.ac.id
Website : psikologi.fip.uny.ac.id
Copyright © 2024,